sebongkah batubara menggelincir
ke dalam rongga dahagadadanya
lalu tersungkur ke dalam dagingjantungnya
ia mengerang, oh langitkembara alangkah maharindu pesonamu
oh lautkembar betapa mahabuih gelegarmu
membongkardobrak pintufana darahku
oh bumikandung tak jua rampung dengan seribusembilu kidung
langit lalu rebah ke dalam matadahaganya
laut lalu menggelegak ke dalam rahimpuasanya
dan batubara itu pecahrekah jadi abu jadi api puisinya
Kendari, 2010—2011
apa kabar semua. ini blog terbaruku yah. khusus memuat puisi dan catatan-catatanku. salm selalu.